Mengenal Strip Mining: Pengertian, Jenis, dan Prosesnya

Mengenal Strip Mining: Pengertian, Jenis, dan Prosesnya

Published on Monday, August 25, 2025

Di balik hamparan tanah yang tampak datar dan biasa, tersimpan lapisan energi yang menunggu untuk diakses. Batubara, sebagai salah satu sumber energi strategis, tak selalu berada jauh di perut bumi. Di banyak wilayah, sumber daya ini justru terletak tak jauh dari permukaan tanah, dan untuk menambangnya, diperlukan pendekatan yang berbeda tepatnya melalui metode yang disebut strip mining.

Strip mining bukan sekadar “menggali tanah”. Metode ini merupakan salah satu pendekatan paling efisien dalam tambang terbuka, terutama bila kondisi geologi dan morfologi area mendukung. Di sinilah efisiensi, perencanaan geoteknik, dan pemilihan alat berat memainkan peran besar.

Strip Mining Adalah

Dilansir science direct, strip mining, atau penambangan kupas, adalah metode tambang terbuka yang dilakukan dengan cara mengupas lapisan penutup baik tanah maupun batuan secara bertahap dan terstruktur. Proses pengupasan dilakukan dalam baris-baris sejajar, menyerupai pola jalur atau strip yang sistematis.

Metode ini biasanya diterapkan pada endapan batubara yang cenderung landai, tidak terlalu dalam, dan memiliki ketebalan yang cukup ekonomis untuk ditambang. Keunggulan strip mining terletak pada kemampuannya untuk menjangkau endapan yang luas dan dangkal dengan efisiensi tinggi, serta fleksibilitas alat yang dapat berpindah dengan cepat.

Strip mining juga menjadi metode unggulan ketika lapisan batubara cukup tebal namun diselimuti oleh lapisan penutup yang juga cukup tinggi. Dalam kondisi seperti itu, pemilihan metode harus mempertimbangkan rasio kupasan (stripping ratio) agar tetap ekonomis.

Proses Strip Mining

Strip mining sering dianggap sebagai metode penambangan yang sederhana. Tapi di balik proses yang tampak langsung ini, terdapat serangkaian tahapan sistematis yang harus dijalankan dengan presisi tinggi. Tujuannya bukan hanya untuk mengekstraksi mineral dengan efisiensi, tapi juga untuk mengelola dampak lingkungan secara bertanggung jawab.

Berikut adalah tahapan teknis yang umumnya dijalankan dalam praktik strip mining dari awal hingga tahap reklamasi.

1. Pembersihan Lahan Awal

Setiap proses tambang yang efisien dimulai dengan penyiapan area kerja yang bersih dan stabil. Pada tahap ini, semua vegetasi alami seperti pohon, semak, rumput, dan material organik lainnya dihilangkan dari permukaan.

Penting untuk memperhatikan teknik pengelolaan topsoil yang ramah lingkungan. Lapisan tanah atas yang mengandung nutrisi sebaiknya dipindahkan dan disimpan untuk digunakan kembali pada tahap reklamasi. Penanganan yang asal-asalan justru dapat memperburuk degradasi dan mempersulit pemulihan lahan nantinya.

2. Pengupasan Overburden

Setelah permukaan dibersihkan, langkah berikutnya adalah mengangkat lapisan penutup atau dikenal sebagai overburden. Lapisan ini terdiri dari tanah, pasir, batuan, dan material non-bernilai ekonomis yang harus dibuang sebelum mengakses bahan tambang utama.

Pengupasan dilakukan dengan peralatan berat seperti:

  • Shovel hidrolik
  • Dragline
  • Bulldozer
  • Wheel loader

Ketebalan overburden dan jenis materialnya akan menentukan alat serta teknik pengupasan yang digunakan. Efisiensi dan ketepatan volume overburden yang dikupas juga berpengaruh langsung terhadap stripping ratio dan profitabilitas proyek.

3. Penggalian Bahan Tambang

Setelah material penutup disingkirkan, lapisan batubara atau mineral target mulai diekstraksi. Strip mining memungkinkan penggalian dilakukan secara horizontal dan luas dalam satu strip atau blok, sehingga produksi bisa dilakukan dalam volume besar.

Keuntungan dari pendekatan ini adalah:

  • Pemanfaatan alat berat secara optimal
  • Jadwal produksi yang stabil
  • Akses mudah untuk kontrol kualitas dan sampling material

Setiap penggalian dilakukan dalam zona kerja yang terkontrol, dengan perencanaan geoteknik untuk menjaga kestabilan lereng dan keselamatan operator.

4. Pengangkutan Material

Setelah material tambang berhasil digali, langkah berikutnya adalah pengangkutan ke unit pengolahan, penyimpanan, atau langsung ke pelanggan. Di tahap ini, sistem logistik sangat berperan dalam menjaga efisiensi biaya dan waktu.

Beberapa sistem yang umum digunakan:

  • Truk tambang kapasitas besar
  • Sistem conveyor
  • Truk off-road untuk medan sulit

Rute pengangkutan harus dirancang agar tidak mengganggu jalur operasional, meminimalkan tabrakan jalur alat berat, dan mematuhi prosedur keselamatan kerja.

Baca Juga : Apa Itu Rare Earth: Definisi, Manfaat, dan Cara Mengelolanya

5. Reklamasi Lahan

Reklamasi bukan langkah tambahan, tapi bagian wajib dari setiap proses strip mining yang bertanggung jawab. Setelah material tambang diambil, area bekas galian harus direstorasi agar dapat digunakan kembali secara fungsional baik untuk konservasi, kehutanan, pertanian, maupun pemanfaatan lainnya.

Langkah reklamasi mencakup:

  • Pengembalian dan pemerataan topsoil
  • Penanaman vegetasi penutup tanah dan pohon lokal
  • Pengelolaan drainase dan aliran air permukaan
  • Monitoring pascatambang untuk memastikan keberlanjutan

Kunci dari reklamasi adalah perencanaan sejak awal. Semakin cepat reklamasi dimulai, semakin kecil dampak lingkungan jangka panjangnya.

Tiga Sistem Strip Mining Berdasarkan Topografi Tambang

strip mining

Tidak semua lokasi tambang memiliki karakteristik yang sama, sehingga penerapan strip mining harus disesuaikan. Dalam praktiknya, terdapat tiga sistem utama yang umum digunakan dalam strip mining:

1. Contour Mining

Contour mining adalah sistem strip mining yang diterapkan di area dengan kontur menanjak seperti lereng bukit atau pegunungan. Operasi dimulai dari area singkapan batubara (outcrop), kemudian pengupasan dilakukan mengikuti bentuk alami lereng.

Tujuannya adalah menjaga efisiensi kerja sekaligus menekan risiko longsor. Namun karena keterbatasan ruang dan medan yang sempit, sistem ini hanya cocok digunakan untuk operasi skala menengah dengan alat berat yang fleksibel dan mudah dipindahkan.

Tantangan utama:

  • Keterbatasan area kerja
  • Rasio kupasan yang harus dikaji cermat seiring bertambahnya kedalaman
  • Potensi gangguan stabilitas lereng bila tidak ditangani secara teknis

Baca Juga : Apa Itu GMP (Good Mining Practice)? Prinsip, Manfaat, dan Penerapan

2. Box Cut Mining

Box cut mining digunakan sebagai langkah awal untuk membuka akses di area datar yang belum memiliki lokasi pembuangan lapisan penutup. Pengupasan dilakukan dengan membuat lubang awal berbentuk kotak (box cut) yang menjadi titik masuk ke lapisan batubara.

Tanah penutup biasanya dibuang ke sisi lubang awal hingga area kerja cukup luas untuk melanjutkan penambangan dengan metode lanjutan seperti advance benching. Jika material penutup lunak, alat seperti backhoe atau dragline dapat digunakan untuk mempercepat proses.

Keunggulan metode ini:

  • Membuka area kerja baru di medan datar
  • Cocok untuk tambang yang masih dalam tahap awal pembukaan lahan
  • Bisa dikembangkan menjadi sistem penggalian lanjutan dengan efisiensi tinggi

3. Area Mining

Area mining adalah metode strip mining yang paling cocok diterapkan pada lahan datar luas. Operasi dimulai dengan membuka parit besar dan mengupas tanah penutup, lalu batubara ditambang dari jalur tersebut. Material kupasan berikutnya dipindahkan ke parit sebelumnya yang sudah kosong proses ini dikenal sebagai backfilling.

Pola ini diulang secara paralel, menciptakan jalur penggalian yang rapi dan berurutan. Keunggulan utama metode ini adalah efisiensi dalam penggunaan lahan dan material kupasan, serta lebih mudah dalam pemulihan lahan pascatambang.

Manfaat tambahan:

  • Lebih hemat ruang karena bekas galian bisa langsung digunakan sebagai lokasi pembuangan tanah
  • Cocok untuk produksi volume besar dengan ritme kerja yang konsisten
  • Mempermudah integrasi dengan rencana revegetasi atau reklamasi

Kapan Metode Strip Mining Menjadi Pilihan Terbaik?

Strip mining bukan metode yang cocok untuk semua lokasi tambang. Keputusan untuk menggunakannya perlu mempertimbangkan berbagai faktor seperti:

  • Kemiringan endapan (dip): Ideal bila kurang dari 20°
  • Ketebalan batubara dan lapisan penutup
  • Stripping ratio: Semakin kecil perbandingan tanah penutup terhadap batubara, semakin ekonomis
  • Kondisi geoteknik dan aksesibilitas alat berat

Tambang dengan endapan luas, datar, dan cadangan yang tidak terlalu dalam akan mendapatkan manfaat maksimal dari metode ini, baik dari segi biaya, efisiensi operasional, maupun kemudahan reklamasi.

Strategi Tambang Dimulai dari Memahami Medan

Memilih metode penambangan bukan semata berdasarkan alat yang tersedia, tapi pada kecocokan metode terhadap karakter geologi dan ekonomi tambang. Strip mining menawarkan keunggulan tersendiri untuk medan datar dan landai asal dirancang dengan perencanaan teknis yang matang.

Sebagai konsultan tambang, Ganeca menyediakan layanan konsultan tambang, evaluasi metode penambangan, hingga optimalisasi operasi strip mining yang berbasis pada data geologi, ekonomi, dan keselamatan kerja.

Ingin mengetahui apakah strip mining cocok untuk tambang Anda?

Konsultasikan dengan tim ahli Ganeca sekarang, dan rancang strategi tambang terbuka yang efisien dan berkelanjutan.