Menelusuri Jejak Tambang Tembaga Pertama di Indonesia

Menelusuri Jejak Tambang Tembaga Pertama di Indonesia

Published on Thursday, October 23, 2025

Menelusuri jejak tambang tembaga pertama di Indonesia melalui Minerba Convex 2025. Ajang Minerba Convex 2025 (Mineral & Batubara Convention and Expo) resmi digelar pada 15–16 Oktober 2025 di Jakarta Convention Center (JCC). Pameran berskala nasional yang digagas oleh Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) ini menjadi wadah kolaborasi antara pemerintah, pelaku industri, lembaga riset, hingga masyarakat umum. Mengusung tema “Mendorong Pertumbuhan Berkelanjutan melalui Inovasi dan Kolaborasi,” acara ini menampilkan berbagai inovasi teknologi, sesi diskusi, serta area edukasi publik yang bertujuan memperluas pemahaman tentang peran strategis sektor mineral dan batubara bagi pembangunan nasional.

Partisipasi PT Ganeca Environmental Services dalam Minerba Expo 2025

Dokumentasi partisipasi tim Ganeca di Minerba Expo 2025 dalam menelusuri jejak tambang tembaga pertama di Indonesia

Sebagai penyedia layanan solusi lingkungan terintegrasi, PT Ganeca Environmental Services turut hadir sebagai exhibitor. Di booth Ganeca, pengunjung dapat mengenal lebih dekat berbagai layanan dan solusi end-to-end, mulai dari penyusunan dokumen lingkungan, kajian lingkungan, pemantauan kualitas lingkungan, pengolahan air dan air limbah, laboratorium lingkungan, hingga konsultasi yang membantu industri memenuhi standar lingkungan. Kehadiran Ganeca di ajang ini bukan sekadar memperkenalkan layanan, tetapi juga menjadi bentuk partisipasi aktif dalam upaya membangun industri tambang yang bertanggung jawab, transparan, dan berorientasi keberlanjutan.

Selain menghadirkan berbagai booth dari perusahaan dan lembaga di sektor energi dan pertambangan, panitia Minerba Convex juga menyiapkan zona edukasi publik yang menarik perhatian banyak pengunjung. Zona ini menampilkan deretan wall display interaktif berisi infografik, foto, peta, serta penjelasan sejarah penambangan berbagai komoditas mineral di Indonesia. Salah satunya yaitu panel bertajuk “Tambang Tembaga Pertama di Indonesia.” Panel ini menampilkan kisah tentang Salida, tambang tembaga komersial pertama yang beroperasi di Sumatra Barat pada masa kolonial Belanda.

Zona edukasi public tentang tambang tembaga pertama di Indonesia

Tambang Tembaga Pertama di Indonesia

Dalam narasi yang disajikan, dijelaskan bahwa tambang Salida dijalankan oleh perusahaan Salida Maatschappij pada tahun 1896 hingga 1922. Tambang ini dikenal sebagai pionir dalam pengelolaan tembaga secara modern di Indonesia, dengan sistem pengolahan dan ekspor yang kala itu tergolong maju. Meskipun akhirnya ditutup karena menurunnya harga komoditas dan berkurangnya cadangan, keberadaan tambang ini menandai awal sejarah penting industri tembaga nasional. Salida menunjukkan bahwa kekayaan geologi Indonesia telah diakui sejak lebih dari seabad yang lalu, sekaligus menjadi fondasi bagi berkembangnya industri tambang logam di berbagai wilayah nusantara.
Hingga kini, Indonesia masih memegang peran penting dalam produksi tembaga dunia. Berdasarkan data U.S. Geological Survey (2024), Indonesia menempati peringkat ke-7 produsen tembaga global, dengan cadangan terbukti mencapai lebih dari 20 juta ton. Tambang besar seperti Grasberg di Papua dan Batu Hijau di Nusa Tenggara Barat menjadi tulang punggung produksi nasional sekaligus pusat pengembangan hilirisasi. Melalui kebijakan pemerintah yang menekankan pengolahan di dalam negeri, nilai tambah dari sektor tembaga diharapkan meningkat, sehingga manfaatnya tidak hanya dinikmati oleh industri, tetapi juga masyarakat luas di sekitar wilayah operasi tambang.

Selain bernilai ekonomi tinggi, tembaga kini juga berperan penting dalam mendukung transisi energi bersih. Logam ini menjadi bahan utama untuk mobil listrik, panel surya, baterai, dan sistem transmisi listrik modern. Peningkatan permintaan global terhadap tembaga menunjukkan bahwa sektor ini akan terus relevan di masa depan. Namun demikian, peningkatan produksi juga harus diimbangi dengan tanggung jawab lingkungan. Inilah mengapa kolaborasi antara perusahaan tambang, regulator, dan penyedia jasa lingkungan seperti Ganeca menjadi kunci mewujudkan pertambangan yang berkelanjutan.
Selama dua hari pameran, booth Ganeca menjadi salah satu titik interaksi aktif antara pengunjung dan tim kami. Banyak pelaku industri, akademisi, hingga mahasiswa yang berdiskusi tentang pentingnya pemantauan lingkungan di sekitar area tambang. Kami menjelaskan bagaimana teknologi pemantauan kualitas udara dan air dapat membantu perusahaan mengidentifikasi potensi risiko lebih awal dan memastikan kegiatan produksi berjalan sesuai ketentuan. Beberapa pengunjung juga menanyakan bagaimana sistem data monitoring dapat digunakan untuk mendukung pelaporan lingkungan yang transparan kepada regulator dan masyarakat.

Kehadiran area edukasi seperti “Tambang Tembaga Pertama di Indonesia” memberikan nilai tambah tersendiri. Informasi sejarah yang ditampilkan di wall display memperkaya diskusi kami dengan pengunjung, mengingatkan bahwa setiap kemajuan industri hari ini berakar dari perjalanan panjang di masa lalu. Dari Salida di Sumatra Barat hingga tambang-tambang besar masa kini, industri tembaga Indonesia telah berkembang pesat, namun esensinya tetap sama: bagaimana sumber daya alam dikelola dengan ilmu, teknologi, dan tanggung jawab sosial lingkungan.
Partisipasi Ganeca di Minerba Convex 2025 menjadi refleksi komitmen kami untuk terus mendukung industri yang berwawasan lingkungan. Ganeca berperan aktif membantu perusahaan menyeimbangkan antara produktivitas dan keberlanjutan. Kami percaya bahwa kemajuan industri minerba tidak bisa dilepaskan dari upaya menjaga keberlanjutan lingkungan.

Kesimpulan

Dari kisah tambang tembaga pertama di Indonesia hingga tantangan energi hijau masa depan, satu hal tetap relevan: inovasi dan tanggung jawab harus berjalan berdampingan. Ganeca akan terus berkontribusi menghadirkan solusi lingkungan yang adaptif dan berkelanjutan, agar sumber daya alam Indonesia tidak hanya menjadi kekuatan ekonomi, tetapi juga warisan yang lestari bagi generasi mendatang.

Written by : Nurul Hidayanti

Baca juga Solusi Terpadu untuk Pertambangan Berkelanjutan